Berjuta kenang teringat dikala memandang nebula
Mata
berapi melihat kau memangsa
Tatkala
si miskin kau tumbalkan demi nafsu asusilaSuatu hari kujejali diri dengan ahimsa
Di
saat yang sama dengan girang kau menarik dembala
Murung
hati melihat laku sang adikuasa
Ketika
ratusan korban perang dibungkus bandela
Malam
hari kuterjaga tentram diawasi baureksa
Dalam
kekalutan dunia yang penuh mahluk cendala
Saban
hari kujumpai kota yang binasa
Sebab
penciptaannya sedari awal adalah bahala
Getir
sekujur tubuh dihadapan medusa
Berlarilah
daku menenggelamkan hidup dalam jenggala
Mereka
yang kuasa bak melampaui yang maha esa
Kegirangan
dikala menindas tanpa bernala-nala
Dibuat
dengan penuh kekhawatiran akan diri dan lainnya di masa yang jauh kedepan.
Suherman, 18 Juni 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar