Selasa, 16 Juni 2015

Sajak Malam Kelabu

Jauh di lubuk yang tengah nelangsa
Berjuta kenang teringat dikala memandang nebula
Mata berapi melihat kau memangsa
Tatkala si miskin kau tumbalkan demi nafsu asusila
Suatu hari kujejali diri dengan ahimsa
Di saat yang sama dengan girang kau menarik dembala
Murung hati melihat laku sang adikuasa
Ketika ratusan korban perang dibungkus bandela

Malam hari kuterjaga tentram diawasi baureksa
Dalam kekalutan dunia yang penuh mahluk cendala
Saban hari kujumpai kota yang binasa
Sebab penciptaannya sedari awal adalah bahala

Getir sekujur tubuh dihadapan medusa
Berlarilah daku menenggelamkan hidup dalam jenggala
Mereka yang kuasa bak melampaui yang maha esa
Kegirangan dikala menindas tanpa bernala-nala


           Dibuat dengan penuh kekhawatiran akan diri dan lainnya di masa yang jauh kedepan.

            Suherman, 18 Juni 2015.

Tidak ada komentar: