"Sebuah sajak yang ditulis khusus untuk para politikus yang begitu berambisi memelintir kekuasaan Istana" |
Samata, Gowa, Sulawesi Selatan
Tak tersangsikan lagi,
dialah raja dan ratu dunia,
di kala senja hingga petang,
di kala malam hingga subuh,
di kala semua bergantung pada maklumatnya,
Hidup keistanaan,
adalah surga bagi politikus pemenang hati,
namun raja dan ratu bukanlah politikus,
mereka adalah pemimpin untuk lelaki dan perempuan,
di kala senja hingga petang,
di kala malam hingga subuh,
di kala semua bergantung pada maklumatnya,
Hidup keistanaan,
adalah surga bagi politikus pemenang hati,
namun raja dan ratu bukanlah politikus,
mereka adalah pemimpin untuk lelaki dan perempuan,
pemimpin untuk bocah kecil hingga kelak dewasa dan lalu bernisan,
pemimpin untuk segala umat yang bergantung padanya,
dan untuk mereka yang harapannya telah terenggut,
maka sungguhlah istana di pedalamannya sangatlah kacau,
meja makan dipenuhi surat keluhan,
pembaringan tiadalah empuk sebab terdengar jeritan kelaparan,
kamar mandi memancing muntah dengan liuran darah pada baknya,
teras dan halaman penuh penghakiman dan penyaliban,
sungguhlah istana itu mestinya berhantu,
meja makan dipenuhi surat keluhan,
pembaringan tiadalah empuk sebab terdengar jeritan kelaparan,
kamar mandi memancing muntah dengan liuran darah pada baknya,
teras dan halaman penuh penghakiman dan penyaliban,
sungguhlah istana itu mestinya berhantu,
agar tiada satupun yang terlalaikan lagi,
raja mana yang sanggup dengan kasta demikian?
ratu manakah yang rela menganggap istana bukanlah tahta?
namun itulah keharusan yang harus selalu ada
itulah pengingat...
lalu siapakah yang seolah punya kuasa,
kuasa tuk menanggalkannya dari istana?
merekalah setan berpantat politikus...